Selasa, 06 Maret 2012

PSIKOLOGI HEWAN !!!


Aspek Psikologis yang Membedakan Manusia dan Hewan

Sebenarnya yang membedakan antara hewan dan manusia secara psikologis terletak pada perbedaan kognisi antara keduanya.
Seperti yang telah diketahui,kognisi merupakan konsep pembentukan informasi menjadi suatu pengertian yang dipahami. Ada perbedaan yang mendasar antara hewan dan manusia terutama dalam bagaimana informasi telah diproses dan dibentuk menjadi sebuah pengertian. Seorang ilmuwan Universitas Havard telah menemukan suatu hipotesa,bahwa terdapat empat perbedaan nyata antara kognisi pada manusia dengan kognisi yang terjadi pada hewan.-

Hipotesa ini telah dihasilkan oleh Marc Hauser,seorang professor psikologi+ yang juga seorang antropobiologis. Hipotesa itu sendiri telah ia paparkan dalam pertemuan tahunan American Association for the Advancement of Science baru-baru ini. Menurut beliau factor yang menjadikan manusia istimewa terdiri dari empat mekanisme pemikiran evolusioner, sehingga manusia mampu mengakses berbagai informasi dan sekaligus menjadikan manusia mampu menemukan solusi yang kreatif berdasarkan akses informasi yang ia peroleh. Sementara kognisi yang terjadi pada hewan terbagi menjadi banyak ruangan yang terpisah sehingga blocking selalu terjadi belum sampai pada tingkatan kedua pemahamannya.-

Baru-baru ini, para ilmuwan telah menemukan beberapa binatang berpikir dengan cara-cara yang dulunya dianggap unik untuk manusia: Sebagai contoh, beberapa hewan memiliki memori episodik, atau non-linguistik kemampuan matematika, atau kapasitas untuk menavigasi menggunakan Landmark. Namun, meskipun demikian kemampuan kognisi antara manusia dan hewan sungguh jauh perbedaannya. Keempat komponen yang membedakan tersebut menurut Hauser adalah: 1).kemampuan untuk menggabungkan dan menyambung kembali berbagai jenis informasi dan pengetahuan dalam rangka memperoleh pemahaman baru, 2.) kemampuan untuk menerapkan “aturan” atau solusi untuk satu masalah yang berbeda dan situasi baru, 3). kemampuan untuk menciptakan dan mudah memahami representasi simbolis komputasi dan input sensorik, dan 4.) Kemampuan untuk melepaskan cara berpikir dari input sensorik dan persepsi.-

Menurut Hauser, hewan memiliki “laser beam Intelligence”, sehingga solusi yang spesifik digunakan untuk memecahkan suatu masalah tertentu saja. Tetapi solusi tersebut tidak dapat diterapkan pada situasi baru atau untuk memecahkan berbagai jenis masalah. Sebaliknya, manusia memiliki “floodlight cognition”, sehingga memungkinkan manusia untuk menggunakan proses berpikir dan menemukan cara-cara baru untuk menerapkan solusi dari satu masalah ke situasi lain. (A01)

Contoh Hewan :
Lumba Lumba mempunyai masalah Psikologi juga Lo...
Tidak hanya manusia, hewan mamalia seperti lumba-lumba ternyata juga mempunyai masalah psikologis, terutama masalah traumanya. Psikologis mereka akan terganggu juga, terutama jika mereka ditangkap dan dikurung di dalam kolam yang sempit.Menurut peneliti dari Emort University, Lori Marino, Lumba-Lumba memiliki tingkat kecerdasaan yang cukup tinggi dan kompleksitas yang berpotensi dapat merusak psikologis mereka. Selain itu, menurutnya, Lumba-lumba juga akan trauma, jika mereka dijejali dengan informasi dan gambaran yang membuat mereka merasa ketakutan."Lumba-lumba adalah makhluk sangat cerdas dengan kepribadian individu, otonomi dan kehidupan batin. Mereka sangat rentan terhadap penderitaan dan trauma psikologis," jelas Lori, seperti yang dilansir Telegraph, Kamis (25/2/2010)."Namun demikian, hubungan yang baik antara lumba-lumba dengan manusia juga bisa menjadikan hewan laut itu bisa sembuh dengan cepat. Sehigga, manusia harus mengetaui tabiat lumba-lumba ketika mereka ada di alam liar," tandasnya.Lori juga menambahkan, banyak otak lumba-lumba modern secara signifikan lebih besar daripada kita sendiri. Ciri-ciri anatomi otak mereka menunjukkan sebuah kerumitan kecerdasan. 

 
,style type="text/css">


 


Jumat, 06 Januari 2012

REFLEKSI DIRI KELOMPOK 12 SOALNYA KELOMPOK 11 SAYA SENDIRI^He

SUKSESI SUKSESI 
Suksesi merupakan suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas yang kompleks.
Suksesi itu dapat terjadi karena kerusakan yang menyebabkan ketidak seimbangan pada suatu lingkungan
Suksesi dibagi menjadi 2, suksesi primer dan sekunder :
-Suksesi primer terjadi akibat kerusakan total, misalnya pada bencana gunung meletus
-Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat seperti sebelumnya.
Klimaks merupakan keadaan komunitas yang stabil / optimal dan mandiri sehingga pada suatu habitat dapat terjadi sejumlah klimaks karena kondisi selain iklim yang berbeda.
Tujuan dari adanya suksesi : apabila kita mencermati tujuan suksesi itu merupakan suatu proses yang dilakukan oleh alam dalam membentuk suatu lingkungan yang seimbang dan teratur
Sebagai catatan bahwa suatu suksesi dapat dipercepat dengan adanya bantuan dari manusia. Sehingga manusia tidak  terkesan hanya bisa meruisak saja akan tetapi mampu memberikan keseimbangan kembali pada lingungannya. Bagi yang sadar akan lingkungan, seperti yang di pelopori oleh pemerintah baik daerah maupun pusat untuk melakukan penghijaun kembali. dengan adanya penanaman hutan yang gundul (Reboisasi) inilah suksesi dapat dipersingkat. Akan tetapiperlu digaris bawahi, bahwa untuk mengembalikan suatu lingkunngan p[ada kondisi klimaks tidak boleh hanya dengan melakukan penanaman (reboisasi) semata melainkan harus adanya perawatan lebih lanjut.